Wednesday, April 13, 2011

Asal - Usul Cinta

Konon, sebelum dunia diciptakan, semua sifat kebaikan dan kejahatan berkeliaran tak tentu arah. Mereka merasa bosan dan tidak tahu lagi apa yang hendak dilakukan.

Suatu hari, mereka berkumpul dan sifat 'Kecerdikan' mengemukakan usul, "Mari kita bermain petak umpet." Mereka semua menyukai ide tersebut. tiba-tiba, Madness dengan 'Kegilaan'nya berteriak, "Aku ingin menghitung, biar aku saja yang menghitung." Karena yang lain tidak cukup gila untuk mencari 'Kegilaan', maka mereka setuju-setuju saja.

'Kegilaan' segera bersandar ke pohon dan mulai menghitung, "Satu, dua, tiga..." Sementara 'Kegilaan' menghitung, semua sifat kebaikan dan kejahatan tersebut bersembunyi. 'Kelembutan' menggantung diri di ujung bulan, 'Pengkhianatan' bersembunyi di tumpukan sampah, 'Kasih sayang' bergulung di antara awan, dan 'Nafsu kegairahan' pergi ke tengah-tengah bumi. 'Kebohongan' berkata akan bersembunyi di bawah batu, tetapi ternyata ia bersembunyi di dasar danau. Sementara itu, 'Ketamakan' masuk ke dalam kantong yang ternyata dirobeknya karena kantong itu dirasanya tidak nyaman.

Sementara itu, 'Kegilaan' masih terus menghitung, "Tujuh puluh sembilan, delapan puluh, delapan puluh satu, ..." Saat itu, semua sifat telah bersembunyi, kecuali 'Cinta'. Seperti 'Keraguan', 'Cinta' tidak bisa memutuskan ke mana harus bersembunyi. Pada saat 'Kegilaan' sampai pada hitungan ke-99, 'Cinta' segera melompat bersembunyi ke kebun bunga mawar.

Dengan bersemangat, 'Kegilaan' berbalik dan berteriak, "Bersiaplah, aku akan datang! Akan kutemukan kalian semua satu per satu." 'Kemalasan' adalah yang pertama ditemukan, karena dia tidak mempunyai energi untuk mencoba bersembunyi. Disusul oleh 'Keraguan', yang masih mondar-mandir karena tidak tahu harus bersembunyi di mana. Kemudian, secara beruntun 'Kegilaan' segera menemukan 'Kelembutan' di ujung bulan, 'Kebohongan' di dasar danau, dan 'Kegairahan' di tengah bumi. Satu per satu 'Kegilaan' menemukan mereka semua, kecuali 'Cinta'. 'Kegilaan' menjadi semakin gila dan putus asa karena tidak berhasil menemukan 'Cinta'.

'Kecemburuan' yang iri pada 'Cinta' yang belum juga ditemukan, berbisik pada 'Kegilaan', "Kau hanya perlu mencari 'Cinta'. Dia bersembunyi di semak bunga Mawar." Mendengar hal itu, 'Kegilaan' mengambil garpu taman dan menusukkannya secara serampangan ke arah semak Mawar. Dia terus menusuk sampai terdengar suara tangis memilukan yang membuatnya berhenti.

'Cinta' keluar dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan. Di antara jari-jarinya mengalir darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya. 'Kegilaan' yang terlalu bersemangat untuk menemukan 'Cinta', tanpa sengaja telah melukai 'Cinta'. "Apa yang telah kulakukan?" teriaknya menyesal. "Aku telah membuatmu buta. Bagaimana aku harus memperbaikinya?" 'Cinta' menjawab, "Kau tidak mungkin memperbaikinya. Tetapi, kalau kamu bersedia melakukan sesuatu untukku, kamu bisa menjadi penuntunku."

Sejak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam kegelapan, karena dia selalu didampingi oleh kegilaan.

No comments:

Post a Comment